Penutup kitab Wahyu, kalau Tuhan penuh cinta, mengapa membiarkan yang jahat bertambah jahat?
Tapi saya teringat akan situasi-situasi dimana ambigu yang luar biasa harus terjadi. Keadaan dimana orang suka berbicara tidak resmi sehingga menimbulkan suatu suasana (yang tidak perlu) dimana ambigu yang besar terjadi, sekelompok orang berbicara tidak resmi tentang satu hal, sekelompok orang lain berbicara tidak resmi tentang hal lain.
Pada suasana seperti itu, orang berbicara apapun dapat diartikan macam-macam bahkan sesuatu seperti "Semangkanya enak".
Pada suasana seperti ini bagaimana mengklarifikasikan maksud anda? Sudah bingung sekali dan bertambah bingung. Makanya kebohongan akan membawa kita jatuh, karena pegangan akan kenyataan kita semakin goyah.
Pada keadaan seperti ini yang berpegang pada kenyataan akan menjalani hidup, dan yang berpegang pada kebohongan akan memikirkan hal-hal yang jahat.
Ayolah kita berhenti mengagung-agungkan hak kita untuk salah mengerti dan jadi orang yang terus mau belajar.
Tapi saya teringat akan situasi-situasi dimana ambigu yang luar biasa harus terjadi. Keadaan dimana orang suka berbicara tidak resmi sehingga menimbulkan suatu suasana (yang tidak perlu) dimana ambigu yang besar terjadi, sekelompok orang berbicara tidak resmi tentang satu hal, sekelompok orang lain berbicara tidak resmi tentang hal lain.
Pada suasana seperti itu, orang berbicara apapun dapat diartikan macam-macam bahkan sesuatu seperti "Semangkanya enak".
Pada suasana seperti ini bagaimana mengklarifikasikan maksud anda? Sudah bingung sekali dan bertambah bingung. Makanya kebohongan akan membawa kita jatuh, karena pegangan akan kenyataan kita semakin goyah.
Pada keadaan seperti ini yang berpegang pada kenyataan akan menjalani hidup, dan yang berpegang pada kebohongan akan memikirkan hal-hal yang jahat.
Ayolah kita berhenti mengagung-agungkan hak kita untuk salah mengerti dan jadi orang yang terus mau belajar.
No comments:
Post a Comment