Monday, August 28, 2023

Uang dan Kebenaran v.03

Kebenaran itu berbicara tentang ingatan Tuhan dan kecenderungan Tuhan. Masa lalu selalu stabil atau pasti (dalam bahasa kita), misalnya kemarin saya makan nasi, misalnya, tidak serta merta kemudian kemarin berubah saya jadi tidak makan nasi. Roh Kebenaran mau menjaga ini semua dan melalui Tuhan Yesus kita dinyatakan bahwa Roh Kebenaran menginginkan hal - hal yang baik (ketika Dia dituduh menggunakan kekuatan jahat untuk melakukan hal yang baik, ketika Dia mengatakan Tuhan itu baik, ketika Dia mengatakan Roh Kudus adalah Roh Tuhan). Maksud saya apa yang baik menurut Tuhan secara konseptual adalah sesuatu yang ada di dalam diri kita juga sebagai hal-hal yang baik. Ketika kita menganggap sesuatu itu baik secara ilahi kita berbicara tentang kekekalan, kekekalan yang sebenar benarnya. 

Ok turun tangga sedikit, jadi soal kebenaran adalah soal memori yang pas, memori yang cocok. Itulah mengapa post ini mau memberi argumen bahwa berbicara tentang uang berarti kita juga berbicara tentang Tuhan kita Roh Kudus. Mengapa? Karena uang sebenarnya mau mengingatkan kita tentang pertolongan pertolongan yang sudah dilakukan oleh saudara saudara kita, dalam ekonomi yang baik, uang dimanfaatkan untuk membantu dan memecahkan masalah. Dalam uang ada memori, dan melalui uang kita meraba-raba Kebenaran dan berbakti pada Roh Kudus. 

Itulah maka pernyataan Tuhan kita, sebagai sebuah pernyataan yang ilahi, mengatakan bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang. Terlepas dari tata bahasa aramaic / greek di masa lalu, kita bisa mengerti bahwa keserakahan sehubungan dengan Mamon yang dimaksud di sini adalah ketika kita tidak menjadi bagian dari Kerajaan Allah karena uang, ketika karena tidak dapat uang kita tidak menolong orang misalnya atau kita tidak mau memberi uang yang pantas kepada mereka yang menolong kita misalnya. Kedua sisi bisa saling mengklaim, tapi intinya kita harus memprioritaskan apa yang baik dan apa yang benar, cinta akan uang menimbulkan kebohongan, suatu pengakuan yang tidak pantas kepada mereka yang bekerja / tidak bekerja, suatu deviasi dari equilibrium, suatu ketidakjujuran. Siapakah Setan, bapa kebohongan. Apakah itu kejahatan? Kejahatan adalah potensi misalokasi sumber daya. Apakah itu keadilan? salah satunya adalah antonim dari kejahatan. 

Dalam segala sesuatu yang kau lakukan, lakukanlah itu dengan sungguh sungguh, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. 

--------------------------------

Ok tapi sebaiknya saya juga segera memberi nuance atau klarifikasi, karena orang yang tidak jujur (anak anak gelap) selalu mau mencari cara agar kebaikan tidak terwujud, termasuk dengan bermain kata. Susah membedakan orang tidak jujur dengan jujur, juga kapan seseorang lagi jujur dan kapan lagi tidak jujur. 

Jadi tentu saja kalau kita disuruh kerja tapi bayarannya tidak sesuai kita bisa menolak, itu juga kan berbakti buat ekonomi kita. Cuma apakah penolakan itu baik? Case per case lah masak top down semua, untuk apa ada manusia bikin AI aja semua bumi ini kalau keadilan segampang itu. Bisa saja cuma dikerjakan sebagian itu yang baik. 

Hanya saja ketidak resmian vs keresmian ini betul betul bikin perbedaan. Seperti kita jalannya lurus, tapi kalau lurus di atas padang dan lurus di atas bukit ya beda bentuknya. Bagaimanapun juga Tuhan kita adalah Sang Firman, jadi kita juga musti menghargai keresmian. Uang pun adalah keresmian, dan kata-kata.

Wednesday, August 23, 2023

Derived from Revelation v.02

Once upon a time, in the future in a multiverse similar to ours. There was the Earth, and the people of earth were in division. Some Christians had successfully broken apart from the rest of the world and created an independent community. The rest of the world were being overtaken by bloodthirsty gangsters. 

The bloodthirsty gangster organization became the majority however somehow the Christians were solid and managed to avoid extinction. One trait that differenciates between the two was that the bloodthirsty needed good hearted people to glue them together. As smart as they possibly could, they couldn't prevent war between themselves without the exploitation of the good hearted people, that's the only thing that keeps them together. They called these good hearted people the "cattles" and they were treated poorly (but its hard to say sometimes because it wasn't obvious). 

Slowly and surely the color of the earth turned more orange than blue, for the sake of exterminating the Christians who made them looked bad they were willing to totally transformed the earth itself. However, even through such globally targeted disaster, God protected the Christians with revelations after revelations and inventions after inventions. The weakhearted wouldn't dare to walk but the way had always been available. 

Overtime some cattles managed to escape their predicaments, and soon more and more cattles escaped. As events unfold, either the cattles ended up losing their goodness of hearts, escaped, or passed away. 

Upon the dwindling of cattles the demon posessed should come up with a solution to survive. There arise the antichrist who will lead them to glory. It was glorious indeed, they even could show off miracles after miracles and should one compared the Christians' life with theirs it would be unsurprising to expect that the verdict was that they got it better. 

However, war inside is wreaking havoc through the dimension unseen, like an infected wound they were fighting each other invisibly, eating away individualities and the assets of the conscious. Within 3 and a half counts of time their kingdom fell into some weird civil wars and succumbed to poverty. 

After this were the 1000 years of peace where the earth turned blue again. 

During this time human beings have excelled their health technology so a lot of people had lived for more than a thousand years, both Christians and the demon posessed. Due to the separation of domains, both communities grew at their own style, and it is clear that the demon posessed were evolving through bloodshed.

------------------ 

The end of 1000 years of peace. 

Seeing no future for them on earth and with such deep despise towards existence at heart. They schemed to end everything. With all the weapons they had they marched to tear down the wall between the two civilizations. Such were physical and digital. Everybody had expected this, so when the time came "whatever will be will be" was the theme. 

In a weird but powerful way the war ended leaving those who wanted to die died, and those who loved life lived.  

My objection against selling it cheap v.03

Ephesians 6:1, Luke 6:25 In these verses it seems like the right attitude for christians in the workplace is to sell it cheap, to work as ha...