Berterimakasih kepada sumber solusi,
Kurangi gesekan pencarian dalam ekonomi,
Jangan korupsi, dll.
Maksud dari berterimakasih adalah, praktekkan lagi kecenderungan-kecenderungan yang mendukung kita. Contoh bikin orang terdidik, bikin orang nyaman, publikasikan hukum, perkenalkan cinta kepada orang, praktekkan cinta, dll.
Lebih praktisnya lagi, kalau kita mendapat keuntungan, bayar kembali kepada sumber solusi kita, seperti orang tua, guru, penolong-penolong yang telah berkontribusi kepada solusi-solusi yang kita gunakan.
Sekarang keadaannya, orang membayar mahal kepada produk-produk yang harus mereka dapatkan, semakin terdesak mereka semakin mahal rela membayar. Jadi logikanya kalau mau dibayar banyak, buatlah orang terdesak.
Ini logika yang mengerikan, tapi marilah kita membayar kepada sumber solusinya, kepada orang yang sudah memberikan dasar-dasar atau fundamentalnya. Jadi walaupun ada orang yang bisa menyediakan solusi yang hebat, tapi terlebih dulu bayar kepada pemerintah yang menyediakan keamanan dulu, lalu bayar kepada gurunya, bayar kepada ilmuan yang prinsipnya dia gunakan, baru terakhir bayar ke dia.
Kapan dia dapat uang? Nanti akan tiba waktunya dia akan jadi bagian dari fundamental itu sendiri di masa depan. Karena penemuan yang hebat bisa saja hanya sedikit kontribusi dari penemunya, kebanyakan berasal dari fundamental atau hasil kerja para pendahulunya.
Walaupun penyesuaian terakhir adalah penentuan apakah solusi itu bisa jadi atau tidak, bukan berarti hasil kerja para pendahulunya tidak pantas dibayar... pertanyaannya, siapa yang lebih pantas?
Waktu saya bilang bayar kepada pemerintah saya tidak bilang bayar kepada koruptor, tapi bayar secara resmi jasa-jasa administrasi yang menjaga sehingga mungkin segala kegiatan yang kita lakukan dan rakyat-rakyat yang lain lakukan, dagang, belajar, ekspor-impor, berorganisasi, dsb.
Kurangi gesekan pencarian dalam ekonomi,
Jangan korupsi, dll.
Maksud dari berterimakasih adalah, praktekkan lagi kecenderungan-kecenderungan yang mendukung kita. Contoh bikin orang terdidik, bikin orang nyaman, publikasikan hukum, perkenalkan cinta kepada orang, praktekkan cinta, dll.
Lebih praktisnya lagi, kalau kita mendapat keuntungan, bayar kembali kepada sumber solusi kita, seperti orang tua, guru, penolong-penolong yang telah berkontribusi kepada solusi-solusi yang kita gunakan.
Sekarang keadaannya, orang membayar mahal kepada produk-produk yang harus mereka dapatkan, semakin terdesak mereka semakin mahal rela membayar. Jadi logikanya kalau mau dibayar banyak, buatlah orang terdesak.
Ini logika yang mengerikan, tapi marilah kita membayar kepada sumber solusinya, kepada orang yang sudah memberikan dasar-dasar atau fundamentalnya. Jadi walaupun ada orang yang bisa menyediakan solusi yang hebat, tapi terlebih dulu bayar kepada pemerintah yang menyediakan keamanan dulu, lalu bayar kepada gurunya, bayar kepada ilmuan yang prinsipnya dia gunakan, baru terakhir bayar ke dia.
Kapan dia dapat uang? Nanti akan tiba waktunya dia akan jadi bagian dari fundamental itu sendiri di masa depan. Karena penemuan yang hebat bisa saja hanya sedikit kontribusi dari penemunya, kebanyakan berasal dari fundamental atau hasil kerja para pendahulunya.
Walaupun penyesuaian terakhir adalah penentuan apakah solusi itu bisa jadi atau tidak, bukan berarti hasil kerja para pendahulunya tidak pantas dibayar... pertanyaannya, siapa yang lebih pantas?
Waktu saya bilang bayar kepada pemerintah saya tidak bilang bayar kepada koruptor, tapi bayar secara resmi jasa-jasa administrasi yang menjaga sehingga mungkin segala kegiatan yang kita lakukan dan rakyat-rakyat yang lain lakukan, dagang, belajar, ekspor-impor, berorganisasi, dsb.
No comments:
Post a Comment